Alhamdulillah Allah SWT masih
member berbagai macam nikmat terutama nikmat umur panjang dan sehat walafiat
sehingga kita masih bertemu di tahun baru 1434 H mudah-mudahan di tahun baru ini
Ke imanan dan ketaqwaan kita semakin bertambah kwalitasnya, karena ada sebuah
kisah menarik yang sekaligus menyentuh hati. Suatu ketika putera amirul
Mu’minin ( Umar bin Khatab) pulang dari sekolah dan menangis, maka di Tanya
oleh ayahnya : “Mengapa kamu menangis wahai anakku?” ia menjawab, bahwa teman-temannya
menghitung-hitung tambalan bajunya,padahal ia adalah anak seorang pemimpin.
Ayahnya menjadi gundah gulana,hatinya menjadi pilu memikirkan anaknya, ia
merasa kasihan terhadap anaknya. Maka Umar bin Khatab mengirim sebuah surat
kepada bendaharwan Negara untuk meminta pinjaman uang sebanyak empat dirham
dengan jaminan gajinya bulan depan dipotong. Bendaharawan itu membalas surat
dari Umar bin Khatab, ia mengatakan : “ Wahai Umar adakah engkau telah
memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan,bagaimana jika engkau
meninggal dunia sebelum engkau melunasi hutangmu, apa yang engkau perbuat
terhadap hutangmu di hadpan Allah SWT ?”.
Setelah membaca
surat balasan dari bendaharawan Negara itu, Umar menangis tersedu-sedu,kemudian
ia menasehati anaknya, “Wahai anakku,berangkatlah ke sekolah sebagaimana
biasa,karena aku tidak dapat memperhitungkan umurku walaupun satu jam lagi”.
“Kami
tidak menjadikan hidup abadi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad),maka
jikalau kamu mati ,apakah mereka akan kekal ? tiap-tiap jiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu keburukan dan kebajikan sebagai cobaan(yang
sebenar-benarnya) Dan hanya kepada Kamilh kamu dikembalikan”. (Al Anbiya 34-35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar